MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun – Kue semprong belum kehilangan penggemar. Buktinya, usaha penganan tradisional yang dilakoni Ufik Junaidah lebih dari dua dekade silam hingga kini masih eksis. Dalam sebulan, omzet jutaan rupiah pun mampu dibukukan warga Desa/Kecamatan Jiwan, itu.
————-
Aroma manis gula aren dan tepung kanji langsung tercium saat memasuki dapur rumah Ufik Junaidah. Pagi itu, Upik –sapaan akrab perempuan tersebut- tampak sedang mencetak adonan kue semprong. Setelah adonan siap, dia lantas menggorengnya di wajan dengan minyak panas. ‘’Ada yang berbentuk roll panjang, ada juga segitiga gapit,’’ ujarnya.
Sudah 24 tahun Upik menggeluti usaha kue semprong. Awalnya dia sekadar berproduksi saat Lebaran untuk suguhan tamu dan hantaran kerabat. Belakangan Upik mencoba untuk menjualnya setelah beberapa orang terkesan dengan cita rasa kue tradisional buatannya itu. ‘’Dulu hanya punya satu cetakan, sekarang banyak,’’ kata warga Desa/Kecamatan Jiwan, tersebut.
Mengetahui produk kuliner masa kini yang semakin beragam, Upik berinovasi hingga kue tradisional buatannya memiliki berbagai varian rasa. ‘’Saat ini ada rasa original, wijen, keju, jahe, cokelat, pisang raja, dan jeruk purut,’’ sebut perempuan 46 tahun itu. ‘’Mau request rasa tertentu juga kami layani,’’ imbuhnya.
Di luar momen Lebaran, dalam satu bulan Upik rata-rata memproduksi 70 kilogram kue semprong. Sedangkan saat Idul Fitri dalam sehari saja bisa menghasilkan sampai 30 kilogram.
‘’Pelanggan dari berbagai daerah di Madiun Raya. Ada juga dari Tuban, Lamongan, dan Bojonegoro. Bahkan, kami pernah dapat pesanan dari Taiwan, Hongkong, dan Arab Saudi,’’ tuturnya. *** (isd)
from "kue" - Google Berita https://ift.tt/MmXlvWd
via IFTTT
from Carue Resep https://ift.tt/29ZiR01
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar