KOMPAS.com - Daftar makanan yang harus dihindari oleh orang yang telah berusia 50 tahun ke atas perlu diketahui sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan.
Orang dengan usia 50 tahun ke atas tidak bisa lagi asal mengonsumsi makanan, sebab kondisi tubuhnya telah berubah.
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Selasa (19/4/2022), ahli gizi dan penulis buku The Menopause Diet Plan, Hillary M. Wright mengatakan, metabolisme orang yang telah berusia 50 tahun ke atas mulai melambat.
“Setelah 50 tahun, metabolisme melambat, kadar estrogen turun, dan kebutuhan nutrisi tertentu meningkat,” ujar Hillary, dikutip dari laman Eat This melalui KOMPAS.com.
Oleh karena itu, mengetahui daftar makanan yang harus dihindari sangat penting untuk orang yang telah berusia 50 tahun ke atas agar kesehatannya tetap terjaga.
Baca juga: 6 Makanan yang Aman Dikonsumsi oleh Penderita Maag
Berikut ini 5 makanan yang harus dihindari oleh orang yang telah berusia 50 tahun ke atas:
1. Makanan dan minuman manis
Mengonsumsi makanan dan minuman manis secara teratur dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Hal itu bisa memicu kanker terutama saat memasuki masa menopause, seperti kanker payudara, kanker ovarium, dan kanker endometrium.
Menurut American Institute of Cancer Research (AICR), mempertahankan berat badan ideal adalah salah satu cara melindungi diri dari serangan tumor ganas atau kanker.
Bahkan, meski berat badan tidak berlebihan, terlalu banyak mengonsumsi gula akan berisiko kematian lebih cepat.
Berdasarkan jurnal JAMA Internal Medicine (2014), risiko terkena penyakit jantung jauh lebih besar akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman manis.
Baca juga: Makanan yang Sebaiknya Tak Disantap Bersama Kopi dan Teh, Apa Saja?
2. Daging olahan
Saat memasuki usia 50 tahun, tak ada salahnya untuk mulai membatasi konsumsi daging olahan.
AICR memperingatkan untuk tidak memakan daging yang diasapi, diawetkan, diasinkan, difermentasi, atau mengandung pengawet, seperti sosis.
Pasalnya, daging olahan seperti sosis bisa meningkatkan risiko kanker kolorektal, yakni kanker yang tumbuh di usus besar.
Selain itu, sebagian besar daging olahan juga mengandung kadar lemak jenuh dan sodium yang tidak sehat.
3. Gorengan
Pola makan tinggi lemak jenuh seperti gorengan, berkontribusi besar terhadap risiko penyakit jantung.
Baca juga: Makanan Apa Saja yang Bisa Meningkatkan Imunitas Saat Puasa?
“Jika ingin menjaga kesehatan jantung setelah usia 50 tahun, inilah saatnya memperhatikan asupan lemak jenuh secara serius,” ujar ahli gizi, Rebecca Schilling.
Rebecca menjelaskan, makanan tinggi lemak jenuh bisa menyumbat arteri, meningkatkan kolesterol jahat, dan menyebabkan tekanan darah tinggi.
4. Makanan ringan
Makanan gurih termasuk berbagai macam keripik mengandung sodium, lemak jenuh, dan tambahan gula.
“Camilan dalam kemasan tidak hanya tinggi sodium, tetap juga mendorong seseorang untuk memakannya terus dan meningkatkan risiko kenaikan berat badan karena rasanya sangat gurih dan asin,” kata ahli diet dari layanan kesehatan dan kebugaran WellnessVerge, Melissa Mitri.
Konsumsi makanan ringan gurih dan asin pada usia 50 tahun tentu bukan pilihan yang tepat. Oleh karena itu, cobalah mengonsumsi buah-buahan segar sebagai pengganti camilan gurih.
Baca juga: CDehidrasi Saat Puasa, Ini Makanan yang Baik Dikonsumsi Saat Buka dan Sahur
5. Minuman diet
Mengganti minuman manis menjadi minuman dengan embel-embel diet seperti soda diet, terdengar solutif. Sayangnya, hal itu tetap berpengaruh buruk terhadap kesehatan jantung.
Ahli gizi diet dari Paloma Health, Arika Hoscheit mengatakan, minuman diet biasanya mengandung pemanis buatan yang bisa memicu risiko penyakit kardiometabolik, termasuk tekanan darah tinggi, kencing manis, dan kegemukan.
Studi oleh Diabetes Care (2009) menemukan bahwa orang yang minum soda diet setiap hari memiliki risiko 36 persen lebih besar terkena sindrom metabolik.
Sementara itu, 67 persen lainnya berisiko terkena diabetes tipe 2 jika dibandingkan dengan peminum soda biasa.
Hoscheit menambahkan, rasa manis buatan dari minuman diet rendah dan tanpa kalori justru mempersulit tubuh untuk mengukur kepadatan kalori.
Menurutnya, mengurangi asupan minuman diet bisa membantu menurunkan nafsu makan, meningkatkan manajemen berat badan, serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
(Penulis: Diva Lufiana Putri | Editor: Rizal Setyo Nugroho)
Sumber: KOMPAS.com
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.from "makanan" - Google Berita https://ift.tt/705zn4P
via IFTTT
from Carue Resep https://ift.tt/W91Vd6g
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar