Cara Makan Orang Nusantara
Sebelum abad ke-18, cara makan orang Nusantara cenderung lebih personal. Menurut sejarawan Fadly Rahman dalam Rijsttafel: Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870-1942, pada umumnya saat menikmati makan, orang Nusantara akan duduk santai di lantai sambil menikmati makanan yang dialasi dengan selembar daun pisang atau piring kayu. Sebelum makan, tangan kanan dicuci dengan air supaya nasi yang dikepal tak lengket di tangan sehingga mudah disuapkan ke mulut.
"Mencuci tangan dan makan dengan menggunakan tangan kanan adalah penting dalam budaya makan di kalangan pribumi," tulis Fadly.
Kebiasaan makan seperti itu sudah lama dianut bukan saja oleh orang-orang Nusantara tapi nyaris semua penduduk yang tinggal di kawasan Asia Tenggara. Di lain tempat wadah nasi dan lauk-pauk diganti daun-daun lebar seperti daun pisang dan daun jati. Tetapi ada perbedaan gaya antara khalayak dan kaum ningrat dalam soal etika makan.
Kendati sama-sama menggunakan tangan, ada aturan khusus yang dianut para bangsawan. Di antaranya saat makan dilarang keras bercakap-cakap atau mengangkat satu kaki serta harus mendahulukan orang yang paling tua.
3 dari 3 halaman
Awal Mula Prasmanan
Ketika memasuki abad ke-19, sebagian kaum elit bumiputra mulai mengadopsi kebiasaan makan orang-orang Eropa, yakni menggunakan sendok dan garpu. Tentunya penggunaan alat-alat makan khas Eropa itu sudah mengalami penyesuaian mengingat pisau tak biasa digunakan. Sebab, sebagaimana halnya masakan Tionghoa, masakan Jawa disiapkan untuk sesuap-sesuap dan tak perlu dipotong di piring.
"Pada umumnya sendok dipegang di tangan kanan lalu diisi makanan yang didorong dengan garpu," tulis Denys Lombard dalam Nusa Jawa Silang Budaya: Batas-batas Pembaratan.
Ketika sebagian orang-orang Nusantara sudah mulai akrab menggunakan peralatan makan orang Eropa, gaya penyajian makanan pun mulai mengacu kepada cara orang-orang yang berasal dari wilayah Barat itu. Tahun 1896, orang-orang Belanda mulai gandrung memakai gaya prasmanan.
Kata 'prasman' mengacu pada cara makan orang 'fransman', sebutan orang Belanda kepada orang Prancis, yang sering menyajikan makanan dengan ditaruh di atas meja.
"Orang-orang Prancis sendiri menyebut cara ini dengan nama buffet," tulis Suryatini N. Ganie dalam Upaboga di Indonesia.
Kata 'buffet' diartikan sebagai meja besar yang ditaruh dekat pintu masuk restoran-restoran. Di atas meja, hidangan disusun para pelayan dengan maksud agar para tamu mendatangi meja tersebut dan memilih sendiri makanan yang diminatinya.
Cara 'fransman' ini kemudian diikuti orang-orang Belanda. Menurut Fadly Rahman dalam Jejak Rasa Nusantara, cara ini juga diadopsi orang-orang Nusantara dan cukup diminati hingga kini. Karena orang Nusantara sulit melafalkannya, kata 'fransman' pun lantas disebut 'makan prasman' yang lambat-laun menjadi 'makan prasmanan'.
from "makanan" - Google Berita https://ift.tt/VJ0NvOF
via IFTTT
from Carue Resep https://ift.tt/ZIrOl2P
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar